Kamis, 20 April 2017

Indonesia's Feminist Educator

Raden Ajeng Kartini is hailed as Indonesia's first feminist. April 21, the day of her birth, is celebrated as "Hari Ibu Kartini" (Kartini Day). She is seen as the symbol of Indonesian women's emancipation.
Kartini was born on 21 April 1879, in a village called Mayong in the town of Jepara, North Central Java to an aristocrat family. She is the daughter of Raden Mas Adipati Aryo Sosroningrat, the Regent of Jepara. She went to a primary school, along with her brothers, for the children of Dutch planters and administrators. Other girls from aristocratic families did not receive the same formal education she obtained. But under the old Javanese tradition of pingit, she was kept in seclusion at home until marriage upon reaching the age of twelve years.
Seclusion from twelve years of age until marriage did not stop Kartini from aspiring for further education. During her period of seclusion she wrote letters to many friends abroad, read magazines and books, and rebelled against the strong tradition of gender discrimination. Her father gave her books on Javanese culture to "balance her western education and subscribed to a Literary Box, a box of magazines, children's books, modern novels and foreign news, which was changed every week by a local library." In 1892, when she was twelve years old, Kartini made friends with the wife of the new Dutch officer appointed as Assistant Resident of Jepara, Mevrouw Ovink-Soer. Mevrouw was "highly cultured, had published a number of magazine articles," and later wrote a book entitled Women's Life in a (Javanese) Village. She was also a fervent socialist and fervent feminist. One account says that the Dutch people who supported her desire to be educated and to search for new kind of education for herself were proponents of the then new colonial policy called "Ethical Policy" that emphasized
increased education of the Indonesians, fuller participation by them in their own local government as civil servants, efforts to raise the peasants' standard of living through agricultural improvements and the promotion of indigenous handicrafts.
Her father, a Javanese official serving the Dutch colonial government as a local administrative head on the north coast of Java, introduced her and her sisters to the reality of life for the people whom he governed, to the world beyond the then Dutch East Indies, besides exploring the intricacies of their own rich cultural heritage. He took his daughters to meet the villagers during times of crisis and celebration.
She obtained a scholarship to study in Holland, a desire she worked to achieve for quite some time, but family pressure led her to ultimately reject it. She did not want marry but she consented to be the fourth wife of the Regent of Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, a man twenty-five years her senior. She died on 17 September 1904 after giving birth to a child a year after her marriage. She passed away at the young age of twenty-five. Prior to her death, Kartini founded a school for young girls.

http://www.hurights.or.jp/archives/focus/section2/2009/06/raden-ajeng-kartini-indonesias-feminist-educator.html

Kamis, 26 Januari 2017

Tabel Pengukuran Sprint 50 Meter Usia 13-15 Tahun



Sprint





Sumber: http://pbl-sc.blogspot.co.id/

Sprint atau lari cepat adalah lari jarak pendek dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh untuk mengukur kecepatan tubuh kita dalam menghadapi rintangan tersebut.

Cara melakukan:

a.     Start jongkok
·        Lutut kaki belakang diletakan pada ujung kaki depan dengan jarak satu kepal tangan.
·        Kedua lengan lurus sejajar dengan bahu, telapak tangan (jari-jari) letakan dibelakang garis start dengan telapak tangan membentuk "V" terbalik.
·        Pandangan lurus ke lintasan
·        Berat badan berada dikedua tangan. Pada aba-aba "siap" memindahkan berat badan ke depan, aba-aba "ya" atau bunyi pistol secara reflek dan cepat melesat bertolak ke depan.

b.     Lari
·        Sikap melangkah kaki diangkat lalu ditekuk secara bergantian, kaki digerakan ke depan dengan tumpuan ujung kaki.
·        Sikap Badan Sikap badan bergerak ke depan, agak condong dan kaki mendorong pinggul ke depan
·        Pandangan ke arah depan sekitar 10 meter.
·        Langkah atau gerakan kaki selebar dan secepat mungkin
·        Pendaratan kaki pada ujung kaki
·        Ayunan lengan rileks dan berirama dengan telapak tangan membuka
·        Sikap badan condong ke depan. 
 
Manfaatnya antara lain dapat membantu berpikir cepat, membuat tubuh cepat tinggi, menurunkan berat badan berlebih, mempertajam daya ingat, dan mampu membentuk otot kaki. 
                                                                                                  
Tabel Pengukuran Sprint 50 Meter Usia 13-15 Tahun
Waktu
Nilai
Keterangan
7.7” >
5
Sangat Baik
7.8” – 8.7”
4
Baik
8.8” – 9.9”
3
Sedang
10.0” – 11.9”
2
Kurang
12.0” – dst
1
Kurang Sekali
Sumber: http://www.slideshare.net/RuceLeeAlcantara/tes-kesegaran-jasmani-indonesia

Tabel Turunan Sprint 25 Meter Usia 13-15 Tahun
Waktu
Nilai
Keterangan
3.85” >
5
Sangat Baik
3.9” – 4.35”
4
Baik
4.4” – 4.95”
3
Sedang
5.0” – 5.95”
2
Kurang
6.0” – dst 
1
Kurang Sekali

Tabel Pengukuran Squat Jump 30 Detik Usia 13-15 tahun

Squat Jump









Sumber: workoutlabs.com

Squat jump atau lompat jongkok merupakan gerakan olahraga yang dilakukan dengan cara menggerakkan otot utama pada bagian paha dan betis pada kecepatan tertentu untuk melatih kekuatan tubuh bagian bawah.

Cara melakukan:
·        Posisikan tubuh dengan berdiri dan membuka kaki sebatas bahu
·        Gantungkanlah lengan pada bagian telinga atau di belakang kepala
·        Kemudian, berjongkoklah hingga ke pusat lutut membentuk sudut 90 derajat
·        Lakukan gerakan ayunan untuk lengan sembari melompat tinggi sesuai dengan batas kemampuan yang dapat dijangkau
·        Ketika posisi badan sudah kembali mendarat, maka lakukan dengan perlahan dengan lutut kembali menekuk pada posisi jongkok
·        Lakukan semua gerakan tersebut secara berulang-ulang

Gerakan jongkok saat melakukan squat jump mampu membangkitkan kekuatan otot tubuh bagian bawah seperti otot betis dan paha. Gerakan mengangkat tubuh akan membuat sistem otot menjadi lebih kuat. Sedangkan tekanan yang terjadi saat tubuh mendarat akan membuat otot tubuh menjadi lebih lebar sehingga pembentukan kekuatan tubuh menjadi lebih baik. Selain itu olahraga ini juga mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh seperti menjaga kesehatan jantung dan tulang, melancarkan peredaran darah, dan dapat meningkatkan konsentrasi berpikir.

Tabel Pengukuran Squat Jump 30 Detik Usia 13-15 tahun
Jumlah
Nilai
Keterangan
< 50 kali
5
Sangat Baik
45 – 49 kali
4
Baik
35 – 39 kali
3
Sedang
25 – 29 kali
2
Kurang
15 – 24 kali
1
Kurang sekali
Sumber: http://slideplayer.info/slide/2810577/